Senin, 27 Desember 2010

Survey Seismik
Pelaksanaan survey seismik melibatkan beberapa departemen yang bekerja secara dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Departemen-departemen yang terlibat antara lain: Topografi, Seismologist, Processing, Field Quality Control (QC) dan departemen pendukung lainya. Dept. Topografi bertugas untuk memplotkan koordinat teoretik hasil desain. Dept Seismologist bertugas mulai dari pembentangan kabel, penempatan Shot point (proses drilling dan preloading) dan selanjutnya dilakukan penembakan dan recording yang teknis pelaksanaanya dikerjakan di LABO. Data hasil recording diolah oleh departemen processing untuk mendapatkan output data akhir pelaksanaan survey. Untuk mengontrol serta meningkatkan kualitas dalam kegiatan akuisisi data seismik maka dilakukan juga Field QC.
Berikut gambaran umum pekerjaan survey seismik.
TOPOGRAFI
Dalam survey seismik posisi koordintat SP (shot point) dan TR (trace) sangat penting sekali diperhatikan, karena hal ini menyangkut dengan kualitas data yang akan dihasilkan. Departemen Topografi melakukan pengeplotan /pematokan koordinat-koordinat SP dan TR teoritik yang telah didesain. Dalam membuat desain survei seismik terdapat beberapa parameter lapangan yang harus diperhatikan :

1. Trace interval : Jarak antara tiap trace
2. Shot point interval: jarak antara satu SP dengan SP yang lainnya
3. Far Offset: Jarak antara sumber seismik dengan trace terjauh terjauh
4. Near Offset: Jarak antara sumber seismik dengan trace terdekat
5. Jumlah shot point: Banyaknya SP yang digunakan dalam satu lintasan
6. Jumlah Trace: Banyaknya trace yang digunakan dalam satu SP
7. Record length lamanya merekam gelombang seismik
8. fold coverage: Jumlah atau seringnya suatu titik di subsurfece terekam oleh geophone di permukaan
Program kerja yang dilakukan oleh departemen Topografi antara lain:
Survey Lokasi
·         Posisi Lokasi Survey
·         Kondisi Daerah Survey
·         Akses kelokasi survey
·         Perencanaan Pekerjaan
·         Pembuatan peta kerja
Pengukuran Titik Kontrol
Langkah pertama dalam pembuatan titik kontrol adalah mendistribusikan pilar-pilar GPS pada seluruh area. Kemudian BM GPS ini dipasang pada area survai sesuai dengan distribusi dimana pilar tersebut dipasang.
Titik BM yang telah diketahui digunakan untuk menentukan koordinat-koordinat lain yang belum diketahui, misalnya koordinat shoot point atau koordinat receiver.Pada dasarnya pengukuran GPS selalu diikatkan dengan titik dari Bakosurtanal yang bertujuan untuk mengikatkan titik koordinat secara global sehingga titik koordinat tersebut dapat dikorelasikan dengan titik koordinat peta yang lain.

Pengukuran Lintasan Seismik
·         Pengukuran Lintasan Seismik & Pemasangan patok SP dan TR
Pengukuran lintasan seismik yang meliputi pengukuran titik tembak (SP) dan titik rekam (TR) dilakukan dengan menggunakan peralatan total station.
·         Pembuatan Titian dan Rintisan
Titian dibuat untuk mempermudah dan memperlancar kerja ketika survey menemukan lokasi yang tidak bisa dilewati sepeti: irigasi, parit, sungai atau rawa Sehingga mengefektifkan waktu dan kerja crew baik drilling maupun recording.


3-pengukuran-lintasan
Pengukuran Lintasan


DRILLING DAN PRELOADING
Pemboran dangkal pada survey Seismik bertujuan untuk membuat tempat penanaman dinamit sebagai sumber energi (source) pada perekaman. Kedalaman lubang bor biasanya 30 m dengan diameternya sekitar 11 cm. Penentuan kedalaman lubang bor ini berdasarkan test percobaan yang dilakukan sebelumnya. Kedalaman ini terletak di bawah lapisan lapuk (weathering zone).
6-drilling2 
Drilling


PRELOADING
Pada survey seismik digunakan sumber energi dinamit untuk di darat, dan airgun digunakan khusus untuk daerah survey di dalam air. Dinamit yang digunakan bermerk Power Gel ini terbungkus dalam tabung plastik dan dapat disambung-sambung sesuai dengan berat yang diinginkan untuk ditanam. Di dalam tabung ini dinamit diisi dengan detenator atau ‘cap’ sebagai sumber ledakan pertama, serta dipasang pula anchor agar dinamit tertancap kuat di dalam tanah.
Pemasangan dinamit (preloading) dilakukan langsung setelah pemboran selesai, dengan tujuan untuk menghindari efek pendangkalan dan runtuhan di dalam lubang. Pengisian dinamit dilakukan oleh regu loader yang dipimpin oleh seorang shooter yang telah mempunyai pengetahuan keamanan yang berhubungan dengan bahan peledak dan telah memiliki lisensi tertulis dari MIGAS.


8-peloading2 
Preloading
9-explosive-loading


RECORDING
Perekaman merupakan pekerjaan akhir dari akuisisi data seismik, yaitu merekam data seismik ke dalam pita magnetik (tape) yang nantinya akan diproses oleh pusat pengolahan data (processing centre). Sebelum melakukan perekaman kabel dibentangkan sesuai dengan posisi dan lintasannya berdasarkan desain survey 2D. Pada saat perekaman, yang memegang kendali adalah observer dengan memakai perlengkapan alat recording yang disebut LABO.


Persiapan Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam proses recording antara lain:
1. Kabel Trace: Kabel penghubung antar trace.
2. Geophone: Penerima getaran dari gelombang sumber yang berupa sinyal analog.
3. SU (Stasiun Unit): Pengubah sinyal analog dari trace ke dalam digital yang akan ditransfer ke LABO.
4. PSU (Power Stasiun Unit): Berfungsi memberikan energi pada SU 70 A / 16 Volt.
Penembakan (Shooting)
Saat peledakan dan perekaman tidak semua data terekam sempurna, kadang-kadang dinamit tidak meledak, Up Hole tidak terekam dengan baik, banyak noise, dsb. Kejadian ini disebut misfire, beberapa istilah misfireyang sering digunakan di lapangan:
·         Cap Only : dinamit tidak meledak, detenator meledak
·         Dead Cap : hubungan pendek, dinamit tidak meledak
·         Loss wire : kabel deto tidak ditemukan
·         Weak Shot : tembakan lemah, frekuensi rendah
·         Line Cut : kabel terputus saat shooting
·         Parity Error : instrumen problem
·         No CTB : no confirmation time break
·         Loss Hole : lubang dinamit tidak ditemukan
·         Reverse Polaritty : polaritas terbalik
·         Bad/No Up Hole : UpHole jelek atau tidak ada (pada monitor record atau blaster)
·         Dead Trace : trace mati
·         Noise Trace : terdapat noise pada trace


FIELD PROCESSING
Field processing adalah proses yang dilakukan di lapangan sebelum dilakukan proses selanjutnya di pusat. Perhatian utama di field processing adalah pada geometri penembakan dimana jika ada penembakan terdapatwrong ID, wrong coordinate, wrong spread dsb, dapat diketahui dan segera dikonfirmasikan ke Field Seismologist dan TOPO untuk dilakukan perbaikan. Proses pengolahan data seismik di lapangan biasanya hanya dilakukan sampai pada tahapan final stack tergantung dari permintaan client. Langkah-langkah yang umum dilakukan dalam memproses data seismic di lapangan adalah sebagai berikut:
Loading Tape
Data sesimik dalam teknologi masa ini selalu disimpan dalam pita magnetik dalam format tertentu. Pita magnetik yang memuat data lapangan ini disebut field tape. SEG (Society of Ekploration Geophysics) telah menetukan suatu standar format penulisan data pada pita magnetic.
Geometri Up Date
Adalah proses pendefinisian identitas setiap trace yang berhubungan dengan shotpoint, koordinat X,Y,Z di permukaan, kumpulan CDP, offset terhadap shot-point, dan sebagainya.
Trace Editing
Proses editing dan mute bertujuan untuk merubah atau memperbaiki trace atau record dari hal-hal yang tidak diinginkan yang diperoleh dari perekaman data di lapangan.
Editing dapat dilakukan pada sebagian trace yang jelek akibat dari adanya noise, terutama koheren noise, misfire, atau trace yang mati, polariti yang terbalik. Pelaksanaan pengeditan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu, pertama membuat trace-trace yang tidak diinginkan tersebut menjadi berharga nol (EDIT) dan atau membuang / memotong bagian-bagian trace pada zona yang harus didefinisikan (MUTE).
Hal-hal yang perlu diedit dari suatu data dapat diperoleh dari catatan pengamatan di lapangan (observer report) maupun dengan pengamatan dari display raw recordnya.
Koreksi Statik
Tujuan koreksi statik ini adalah untuk memperoleh arrival time bila penembakan dilakukan dengan titik tembak dan group geophone yang terletak pada bidang horizontal dan tanpa adanya lapisan lapuk. Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh dari variasi topografi, tebal lapisan lapuk dan variasi kecepatan pada lapisan lapuk. Suatu reflector yang datar (flat) akan terganggu oleh adanya kondisi static yang disebabkan adanya efek permukaan (near surface efects).
Secara garis besar koreksi static ini dapat dibagi menjadi dua bagian koreksi :
- Koreksi Lapisan Lapuk (
weathering layer)
- Koreksi Ketinggian
Analisa Kecepatan
Analisa kecepatan (velocity analysis) adalah metode yang dipakai untuk mendapatkan stacking velocity dari data seismik yang dilakukan dengan menggunakan Interactive Velocity Analisis diperoleh dari kecepatan NMO dengan asumsi bahwa kurva NMO adalah hiperbolik. Analisa kecepatan ini sangat penting, karena dengan analisa kecepatan ini akan diperoleh nilai kecepatan yang cukup akurat untuk menetukan kedalaman, ketebalan, kemiringan dari suatu reflektor. Analisis kecepatan ini dilakukan dalam CDP gather, harga kontur semblance analisis sebagai fungsi dari kecepatan NMO dan CDP gather stack dengan kecepatan NMO yang akan diperoleh pada waktu analisa kecepatan. Didalam CDP gather titik reflektor pada offset yang berbeda akan berupa garis lurus (setelah koreksi NMO).


Iman Taufik Nugraha (270110090137)

Minggu, 26 Desember 2010

Teknik Survey Magnetik


Survei magnetik digunakan dalam suatu program eksplorasi yang luas. Interpretasi dan aplikasi geologi dari data magnetik adalah merupakan  subjek dari bab 17. tapi karena objek – objek geologi menentukan design dari sebuah survey, maka beberapa dari aplikasi penting akan didiskusikan dalam bab ini.
Dalam eksplorasi minyak, survei magnetik digunakan sebagai bagian dari pemetaan geofisika dari struktur dasar dan untuk menggambarkan struktur magnetik lain, seperti vulkanik. Tambahannya, terdapat suatu hal yang menarik dalam pemetaan bahwa deposit intrasedimen magnetit dpercaya berasosiasi dengan migrasi hidrokarbon yang berasal dari endapan minyak.
Survey magnetik mempunyai peranan penting dalam eksplorasi mineral karena banyak deposit mineral yang berasosiasi dengan konsentrasi magnetik yang lain. Jalur kimberlite sering dideteksi lansung survey magnetik pada jarak yang dekat dengan sample. Perubahan hematite menjadi magnetit oleh adanya pembakaran di dalam lapisan – lapisan batubara juga sangat mudah dideteksi oleh survey magnetik.

16-1 Kumpulan Data Penerbangan

Komponen-komponen dari system penerbangan:
1.      Peralatan dan Perlengkapan
            Sistem survey magnetik melalui udara biasanya memerlukan perlengkapan sebagai berikut:
1. Magnetometer stinger-mounted atau tower-bird sensor.
2. Digital Data Acquisition System
3. Analog Recorder
4. Track Recovery System
5. Doppler Navigation System
6. Recording Altimeters Barometric
7. Magnetic Compensation Unit
Gbr. Survey magnetik melalui udara.
Perlengkapan tambahan terdiri dari:
1. Sistem navigasi elektronik dan inersia lainnya.
2.  Perlengkapan geofisika lainnya, seperti spektrometer sinar gamma, sistem EM (elektromagnetik) atau pasif, multispectral scanners (pemindai multispektral), dan lain-lain.
3. Ground equipment base-station magnetometer dan unit/alat perekam, dan perangkat komputer lapangan.

     Diagram balok sistem magnetik penerbangan di atas udara yang umum dapat dilihat pada Gambar 16-3.
                                                       Gambar 16-3. Diagram blok sistem survey

2.      Navigasi Doppler
3.      Sistem Navigasi Lain
4.      Perangkat Pendukung
5.      Operasi lapangan udara

16-2 Kumpulan Data Kelautan

            Pada umumnya peralatan kelautan sama dengan peralatan system penerbangan. Survey magnetic kelautan umumnya dilakukan bersamaan dengan survey yang lainnya, seperti seismic dan gravitasi. Ketika digabung dengan gravitasi itu sendiri penyelidikan dapat ditandai dengan metode potensial lapangan. Ketika digabung dengan seismic maka akan menjadi teknik yang kedua dan harus benar-benar  pada perangkaian dari survey seismic tersebut, hasilnya pada umumnya berantakan.

16-3  SURVEY MAGNETIK DI DARAT           

Prosedur Lapangan
Survei magnetis darat sering digunakan untuk lanjutan yang rinci pada daerah yang dikenal menarik perhatian pensurvei,  dalam studi arkeologis, dan belajar barang sisa yang penuh resiko . Stasiun yang mengatur jarak untuk survei ini bisa dekat 1 m. Di dalam explorasi minyak, magnetik darat dan survey gaya berat sering diselenggarakan bersama oleh survey seismik darat. Sebab teknik utamanya adalah seismik, pengaturan jarak stasiun akan bertukar-tukar secara luas.
Dua instrumen berbeda yang harus digunakan: merekam stasiun pusat pengukur magneto dan satuan bidangnya sendiri. Ini langsung mengikuti substraction dari variasi waktu dalam sisi bumi dari data bidang. Jika suatu stasiun pusatnya tidak digunakan kemudian  pusat lokasi harus dipilih untuk memperkerjakan kembali yang berkala selam survei. Pengerjaan kembali lokasi pusat harus dilakukan sedikitnya satu kali per jam; jika stasiun dari beberapa meter , haruslah dilakukan tiap-tiap 10 sampai 15 min. Perbedaan antara pembacaan dasar secara linier disisipkan untuk digunakan di koreksi pada data bidang.
Ini penting untuk menetapkan bahwa pengukur magneto menyediakan data yang sah. Alat-alat membuat sangat sederhana untuk mengambil berbagai pembacaan pada masing-masing stasiun.

16-4 MEMPROSES DATA

1.      Survey Darat
Sebelum pemetaan data dasar, koreksi untuk variasi waktu yang lain dan harian harus diterapkan. Untuk lebih lanjut  mengurangi data untuk penafsiran, suatu bidang yang lokal regional mungkin dipindahkan. Pada umumnya , survey daratan tidak memerlukan pengurangan data procedur kompleks yang diuraikan dalam bab untuk survey di udara.

2.      Survey airborne dan marine
Pada hari awal dari survey magnetic, data dari table analog seringkali langsung digunakan untuk interpretasi. Dimana survey yang dihasilkan tanpa berkelanjutan dari rekaman bagian tabel , data yang terplot pada profil diperoleh secara manual. Peta kontur, jika diperlukan, dibuat dengan memindahkan nilai-nilai data ke peta rencana bentuk dan penggambaran garis kontur diantara nilai-nilai yang telah diplot.
                       
3.      Pengeditan
Langkah pertama untuk pemprosesan adalah menghilangkan data tambahan. Survei secara normal  mengatur rangkaian dari profil. Data secara logical terbagi saat pengeditan menjadi blok-blok yang bersesuaian dari prifil ini, membuang bagian yang diperoleh saat perputaran cepat di airborne atau marine surveys. Bagian yang rusak untuk beberapa alasan selama didapatinya diperlakukan sebagai segmen yang berbeda.
            Langkah berikutnya adalah menghilangkan setiap garis ( termasuk data stasiun pangkalan ), spikes dari tiap variable data. Nilai kesalahan ini, diperlihatkan oleh rekaman yang salah., hambatan elektrik, dan semacamnya, hadir dalam derajat terbesar atau terkecil yang diutamakan semua data mentah. Belum dikoreksi, spikes dapat membuat error data akhir, terutama jika filtering dimasukkan. Noise spike pada data secara normal hanya pada satu atau dua sample saja. Pengujian visual dengan seksama dari data pada umumnya akan menunjukkan kerusakan ini ( noise spike ). Gambar 16-5 menunjukkan bagian yang diperbesar dari profil sifat magnet dengan satu sample spikes. Biasanya jika anomalies seperti itu lebih luas dibandingkan dengan dua sample, dapat ditampilkan secara jelas corak permukaan lapisan tanah. Bagaimanapun, di dalam menentukan apakah nilai suatu outlying adalah spikes, pertimbangan harus diberikan kepada interval sample itu, jarak dari source, dan perkiraan source geometry.
            Banyaknya algoritma yang berbeda telah dikembangkan untuk menghapus dan mengganti spikes. Semua taknik tersebut gagal untuk beberapa set data, terutama data yang berisi spikes dalam jumlah yang banyak diselingi oleh besar, anomalies frekuensi tinggi.

4.      Lokasi
            Metode untuk menentukan dan memplot lokasi bergantung pada luasnya batas system pencari posisi yang digunakan. Akan tetapi, biasanya survey dari udara membutuhkan beberapa kombinasi system navigasi visual dan Doppler atau navigasi inersial. Hingga saat ini, hanya visual flight path recovery yang digunakan untuk merekam data lokasi. Termasuk di dalamnya penggunaan posisi pesawat terbang yang terekam pada film untuk menentukan lokasi relative pesawat terbang terhadap fitur-fitur di daratan yang ditemui pada peta topografi atau pada foto udara. Semenjak system Doppler semakin banyak digunakan, data-data dikumpulkan secara spatial base, misalnya satu sampel untuk setiap 50 m. Kegiatan ini akan mengurangi efek variable kecepatan pesawat terbang dan memungkinkan untuk memperjelas lokasi dengan visualisasi yang buruk.
            Track recovery dilakukan dengan metode-metode film dan video yang biasa dipakai. Karena pengukuran Doppler ground-speed memiliki perulangan lebih baik dari 1 persen, dan kesalahannya tidak kumulatif, ketepatan lokasi secara keseluruhan dapat diperkirakan kira-kira 50 m jika terdapat peta dasar yang baik.
            Jalur penerbangan lalu diplot untuk mengevaluasi kemampuan keseluruhan baik penempatan dan kesesuaian dengan spesifikasi survey. Setelah lokasinya selesai, data posisi digabungkan dengan data-data geofisika.
            Perlu dicatat bahwa kedua metode di atas hanya diterapkan pada survey daerah daratan, karena pergerakan permukaan air memberikan komponen kecepatan pada pengukuran Doppler. Hasilnya, survey udara berdasarkan control Doppler di atas air terbatas dalam hal keakuratan posisinya. Inilah alasannya mengapa digunakan metode penentuan lokasi lain pada survey daerah lepas pantai.

5.      Koreksi data

            Data magnetic harus dikoreksi umtuk berbagai variasi waktu yang dihasilkan medan magnet bumi dan gerakan platform pesawat.terbang. Sebagai tambahan, suatu model seperti international geomagnetic reference field ( IGRF) digunakan untuk memindahkan efek noncrustal dari data.




6.      Variasi waktu

            Kebanyakan variasi magnetic pada saat survey menunjukkan hasil, baik geologic (spatial) maupun external (time) mempengaruhi medan magnet bumi. Variasi waktu yang signifikan dengan periode detik, menit, dan jam adalah pengaruh dari aktivitas matahari. Aktivitas ini mengubah magnetosfer ( atau external medan magnet ) dari bumi. Diurnal variasi secara general dinyatakan pada waktu siang hari. Range antara variasi ini tidak dapat diprediksi dan mungkin sama besar dengan 100 gamma. Perlapisan pada variasi diurnal ini menunjukkan micropulsations yang terjadi kurang lebih secara acak setiap waktu. Diurnal ini hampir dapat mempunyai suatu amplitude, akan tetapi secara umum lebih kecil daripada variasi diurnal kecuali pada saat periode aktivitas sunspot. Menunjukkan tipe micropulsation. Micropulsation akan mempunyai periode dengan rentang dari 0.01 s sampai beberapa menit. Kebanyakkan terkonsentrasi pada magnetic storms, dimana dapat terjadi dalam beberapa waktu per bulan. Secara langsung ini berhubungan dengan wilayah aktivitas matahari dan mungkin kembali terjadi dengan matahari periode ke 28 hari. Saat dapat mempunyai amplitude labih dari beberapa ratus gamma dan periode daridetik ke menit, mungkin diinterpretasikan oleh corak geologi pada saat kenaikan di udara terekam. Magnetic storms pada umumnya penyebab dari magnetic survey. Gambar 16-8 menunjukkan tipikal jejak magnetic storm. Operasi secara normal berhenti saat magnetic storms.
            Informasi pada variasi waktu diperoleh dari data pangkalan stasiun. Data ini diproses sebagai data yang tertulis sebelumnya di bagian editing. Mengacu pada tipe survey dan aktivitas dari variasi waktu, data ini mungkin pengurangan data secara langsung dari data airbone, atau kurva orde rendah, mewakili aktivitas, kemungkinan pengurangan dari data airbone. Untuk pemindahan secara langsung, data stasion pusat disaring secara normal,sebagai efek perambatan yang disebabkan fase pergantian diantara peninjauan bervariasi di stasiun pusat dan survey posisi.

7.      Compensation (penggantian)
Kebanyakan kesalahan sumber dari data airbone dan pengukuran magnetik laut disebabkan kendaraan survey di lapangan. Pada survey marine, efek ini adalah pengukuran berdasarkan sensor yang bergandengan/bersamaan sampai kedalaman 1500 kaki (500m) dari kapal. Pada pengerjaan airbone, standar prosedur adalah penggantian secara pasif dengan sistem 3 sumbu berliku-liku dan potongan permalloy (mumetal) secara benar untuk ketelitian induce dan permanen dilapangan menggunakan pesawat terbang. Metode ini hanya dapat memindahkan componen-componen tertentu dan memiliki ketelitian yang terbatas. Sebagai contoh, metode ini tidak dapat memindahkan kesalahan penampilan oleh pergerakan pesawat terbang di permukaan bumi. Hardware dan software telah dibangun untuk aplikasi militer yang memungkinkan penggantian dari efek ini. Tekhnik ini sekarang diadopsi untuk pekerjaan survey geofisika.


8.      IGRF Removal
IGRF adalah percontohan matematika dari medan pusat magmatik bumi ke batuan sumber di inti. Pada saat dilapangan terjadi pengurangan data, hasilnya adalah benar-benar sisa peninggalan anomali magmatik untuk data geologi. Ini seperti perhitungan-perhitungan, tepatnya, adalah pemaparan/penjelasan secara akurat tentang inti dengan model IGRF. Sejak pergerakan dari inti tidak dapat dimengerti secara jelas, ini bukan berarti hal yang sebenarnya. Sebenarnya terdapat penomoran dari setiap permodelan bumi yang dapat dipilih. Semua permodelan ini berdasarkan pada perhitungan empirik untuk mengobservasi dan, pada beberapa kasus, data satelit; setiap satunya memiliki perbedaab yang rendah dan menghasilkan hasil yang berbeda. Kebanyakan penggunaan dari IGRF removal adalah di saat survey area yang luas dimana akan menjadi pensurveyan yang memakan waktu yang lama (beberapa bulan dalam setahun). Metode ini tidak efektif digunakan pada saat survey area yang kecil.

9.      Tingkatan

Lokasi produksi dari koreksi data mengganbarkan suatu peningkatan residual tidak bekerja pada data yang ada. Padahal variasi dari garis kebanyakan menghasilkan kesempurnaan atau lebih sedikit hasil survei udara.
            Strategi umum dari level alogaritma untuk menekan atau menyaring perbadaan diantara megnetik yang sebenarnya bernilai dilapangan pada bagian interseksinya di antara dua survey pada garis yang sama. Hal ini didapat dari pemasukan empirik di hasilkan koreksi dari 1 atau 2 dari garis tersebut. Formula dari koreksi yang dihasilkan sangat luas. Dari ekstrim pertama,nilai pertama mungkin bisa masuk atau hadir pada setiap garis dan meminimalisirnya.metode lainnya biasanya berarada diantara ekstrim – ekstrim yang ada.Dari level itu manghasilkan asensi empiric tidak satupun alogaritna dapat memperlihatkan kesempurnaan dari setiap kondisi.

10.  Interpelasi dari pegangan umum

Interpolasi ini berproses pada kritik yang membangun ketidakgunaan peta. Kualitas sebuah tekanan di profil ini menjadikan hal yang seharusnya disetujui. Seharusnya setelah satu setengah interval termasuk didalamnya. Contoh, bila sebuah survei terjadi sampai gamma 5 maka, ketika profil ini terjadi maka, peta ini dan semua data yang ada akan berkesinambungan kedalam gamma 2,5.

11.  Tampilan Data
tipe dari tampilan data hanya dibatasi oleh imaginasi para pengguna. bagaimanapun, terdapat sebuah tipe angka yang umum. hal ini termasuk hasil peta kontur, profil offset, dan profil multiparameter.



 Aureo Guido Toto 
 270110083003








APLIKASI METODAPLIKASI GEOFISIKA DALAM EKSPLORASI MINERAL LOGAM DAN BATUBARA

2. APLIKASI METODA GEOFISIKA PADA EKSPLORASI MINERAL LOGAM TIPE PORPIRI
Lokasi penyelidikan yaitu di daerah Dawagu, Irian Jaya. Metoda geofisika yang diterapkan dalam penyelidikan ini yaitu IP, Geomagnet dan potensial diri (SP).
Alat yang digunakan antara lain :
- Alat IP buatan IRISH INSTRUMENT Inc. yaitu konsorsium antara BRGM dan OYO Co, terdiri dari transmitter VIP-3000 dengan kemampuan mengirim arus maksimum 3 amper, dan alat penerima ELREC-T sistim digital yang dapat mengukur IP dengan cara time domain maupun frekuensi domain.
- Dua buah Proton Magnetometer Geometric, buatan USA, model G.856.
- Satu unit alat ukur SP yang terdiri dari dua buah elektroda tak terpolarisasi, digital voltmeter dan kabel.
Hasil penyelidikan menunjukan bahwa daerah mineralisasi ditunjukan oleh anomali magnet, chargeability dan SP negatip tinggi. Anomali magnet mencapai besaran mencapai lebih dari 1000 gamma sedangkan anomali IP menunjukan harga backround kira-kira 20 mV. Anomali SP pada pusat inrusi porpiri mencapai – 350 mV. Hasil pemboran menunjukan bahwa anomali magnet tinggi yang tidak ditunjang oleh IP tinggi tidak menunjukan adanya mineralisasi. (lihat Gambar 1).
3. APLIKASI METODA GEOFISIKA PADA EKSPLORASI MINERAL LOGAM TIPE EPITHERMAL SULFUR RENDAH
Lokasi penyelidikan yaitu di daerah Cikalong Kulon, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Metoda geofisika yang diterapkan yaitu metoda geomagnet, tahanan jenis dan gayaberat.
Alat yang digunakan terdiri dari :
- Dua buah Proton Magnetometer Geometric, buatan USA, model G.856.
- Satu unit alat ukur tahanan jenis merk NANIURA, hasil rakitan Sub. Dit. Geofisika, DSM.
- Gravimeter La Coste & Romber model G.827, buatan Canada.
Hasil penyelidikan menunjukan adanya struktur patahan berarah hampir utara-selatan yang ditunjukan oleh kontak antara pola anomali magnet rendah dan anomali tinggi tinggi dan kelurusan anomali gayaberat rendah sebagai pantulan dari zona lemah yang mempunyai densiti lebih rendah. Mineralisasi ditunjukan oleh anomali tahanan jenis tinggi dengan bentuk khas seperti yang ditunjukan model anomali
Kolokium Hasil Kegiatan Lapangan DSM - 2000
5 - 3
tahanan jenis Pongkor yang terdapat pada zona patahan yang diinterpretasikan sebagai pantulan dari zona vein kuarsa (lihat Gambar 2).
4. APLIKASI METODA GEOFISIKA PADA EKSPLORASI MINERAL LOGAM TIPE EPITHERMAL SULFUR TINGGI
Lokasi penyelidikan yaitu di daerah Teluk Awang, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Metoda yang digunakan yaitu geomagnet, tahanan jenis dengan cara pemetaan Schlumberger dan dipole-dipole dan cara gayaberat.
• Alat yang digunakan antara lain :
• Dua buah Proton Magnetometer Geometric, buatan USA, model G.856
• Satu unit alat ukur tahanan jenis merk NANIURA, hasil rakitan Sub.Dit.Geofisika, DSM
• Gravimeter La Coste & Romber model D.114, buatan Canada.
Hasil penyelidikan menunjukan kelurusan kontur anomali, berarah utara-selatan, timurlaut-baratdaya sampai hampir barat-timur yang ditunjukan oleh peta anomali magnet, gayaberat dan tahanan jenis dan ditafsirkan sebagai struktur patahan. Struktur patahan yang ditunjukan oleh hasil penyelidikan geofisika ini ditunjang oleh adanya kenampakan di lapangan.
Analisa kimia pada batuan breksi yang tersilisifikasi yang diambil pada zona patahan berarah utara-selatan, timurlaut-baratdaya menunjukan adanya kandungan unsur Au mencapai 147 ppb.
Daerah yang terletak di bagian utara yang mengindikasikan tipe mineralisasi epithermal sulfur tinggi yaitu dengan adanya native sulfur dan alunit berkorelasi dengan anomali gayaberat rendah yang dilalui oleh kelurusan kontur anomali yang ditafsirkan sebagai struktur patahan (lihat Gambar 3).
5. APLIKASI METODA GEOFISIKA PADA ENDAPAN EMAS PLACER
Lokasi penyelidikan yaitu di daerah Takaoi, Kabupaten Kahayan Hulu, Kalimantan Tengah. Metoda yang diterapkan dalam penyelidikan ini yaitu metoda tahanan jenis dengan mengaplikasikan konfigurasi dipole-dipole dan Schlumberger sebagai kontrol terhadap hasil dipole-dipole.
Alat yang digunakan yaitu alat tahanan jenis SAS –3000 buatan Swedia.
Hasil penyelidikan menunjukan dengan jelas adanya tiga lapisan tiga lapisan yaitu lapisan tanah penutup dengan ketebalan rata-rata 3 meter, lapisan aluvium dengan ketebalan 7 sampai 10 meter yang ditempati oleh konglomerat dan sisipan lempung dan batuan dasar pada kedalaman antara 10 sampai 15 meter.
Akumulasi bijih-bijih emas terdapat pada lapisan konglomerat umumnya pada bagian dasar yaitu kontak antara batuan dasar dan konglomerat (Lihat Gambar 4).
6. APLIKASI METODA GEOFISIKA DALAM EKSPLORASI ENDAPAN BATUBARA
Contoh penyelidikan geofisika untuk batubara yaitu penyelidikan struktur geologi dengan menggunakan metoda seismik refleksi di daerah Bayung Lincir, Kabupaten Banyuasin , Sumatra Selatan dan penyelidikan
Kolokium Hasil Kegiatan Lapangan DSM - 2000
5 - 4
struktur cekungan di daerah Cisasah, Cidadap dan Cibuniasih, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Alat yang digunakan di daerah Bayung Lincir yaitu alat seismik Mc.Seis-170, Model 1119, 24 saluran, buatan Jepang.
Alat yang digunakan di daerah Tasikmalaya yaitu Gravimeter La Coste & Romberg, Model G.178 dan G.365, buatan Canada dan 3 buah GPS Trimble, Model 4000 ST, buatan Trimble C0.Ltd, USA dengan tingkat kesalahan vertikal kurang dari 1 meter.
Penyelidikan seismik dilakukan dengan dengan jarak antar geophone 5 meter dengan coverage 1200%. Sumber gempa yaitu bahan peledak racikan yang ditanam dengan kedalaman rata-rata 1 meter.
Hasil penyelidikan seismik menunjukan adanya beberapa reflektor sebagai pantulan dari kontak lapisan batuan, pada kedalaman nol sampai 50 meter di bawah permukaan. Perlipatan lapisan batuan nampak terlihat dengan jelas dengan kemiringan maksimum 10o. Struktur patahan dicirikan oleh adanya diskontinuiti reflektor atau offset lapisan batuan. Sistim pengendapan atau lingkungan pengendapan dapat diperkirakan dari pola reflektor yang ditunjukan seperti terlihat pada bagian timur laut dan baratdaya yang menunjukan pola “braided river” (Lihat Gambar 5).
Hasil penyelidikan gayaberat di daerah Cisasah, Cidadap dan Cibuniasih, Kabupaten Tasikmalaya, menunjukan dengan jelas adanya struktur cekungan yang direfleksikan oleh anomali bouguer rendah. (Lihat Gambar 6 dan 7).
7. PERALATAN GEOFISIKA
- Peralatan geofisika dalam kondisi baik yang ada di Sub.Dit.Geofisika dan Pemboran Eksplorasi, DSM
- Tiga buah Gravimeter La Coste & Romberg, Model G.914, G.422 dan Microgravimeter, Model D-114.
- Tiga buah Proton Magnetometer, Model G856, 1 Base Station Proton Magnetometer, Model G-866, Satu buah Proton magnetometer,Model G-816 dan 1 Proton Magnetometer Model G-826
- Dua buah alat ukur kerentanan magnet
- Tiga unit alat geolistrik, merk NANIURA, hasil rakitan Sub.Dit.Geofisika, DSM.
- Satu unit alat IP, buatan IRISH Inst, konsorsium antara OYO, Jepang dan BRGM Perancis.
- Alat Geonic EM-16 VLF
- Dua unit alat Well Logging, merk OYO
- Alat seismik refraksi/refleksi : Mc.Seis 1500, buata OYO Inc. Jepang Strata View - 60 channel, buatan Geometric, USA
8. KESIMPULAN
Dari hasil penyelidikan geofisika seperti yang ditunjukan oleh beberapa contoh di atas dapat disimpulkan bahwa.
1. Penentuan metoda dalam penyelidikan tergantung pada jenis endapan dan lingkungan geologinya.
2. Metoda magnet dan IP memberikan hasil yang baik untuk penyelidikan mineral logam tipe porpiri. Adanya
mineralisasi pada anomali magnet tinggi harus diklarifikasi oleh penyelidikan IP.
3. Mineralisasi tipe epithermal sulfur rendah dikontrol oleh struktur patahan yang dapat ditunjukan oleh hasil penyelidikan magnet dan gayaberat. Vein kuarsa yang diperkirakan mengandung mineralisasi ditunjukan oleh harga tahanan jenis tinggi. Masih diperlukan klarifikasi dari hasil bor.
4. Aplikasi metoda gayaberat, magnet dan tahanan jenis untuk tipe mineralisasi epithermal sulfur tinggi di daerah ini kurang memberikan gambaran yang jelas mengenai daerah prospek meskipun hasil penyelidikan menunjukan adanya kelurusan-kelurusan anomali yang ditafsirkan sebagai pantulan dari struktur patahan. Hal ini disebabkan oleh kurang kontrasnya sifat-sifat fisika yang ada, kurang prospeknya daerah yang diselidiki atau penerapan metoda yang masih kurang tepat. Penerapan metoda IP merupakan alternatip untuk membuktikan ada atau tidak adanya mineralisasi di daerah ini.
5. Penerapan metoda tahanan jenis, yaitu kombinasi antara dipole-dipole dan Schlumberger memberikan informasi yang diharapkan dalam penyelidikan mineral logam tipe placer. Penyelidikan ini adalah penyelidikan tidak langsung yaitu penyelidikan ditujukan untuk menentukan lapisan pembawanya, dalam hal ini konglomerat (Alluvium).
6. Penerapan metoda geofisika untuk batubara dengan sasaran studi cekungan harus mencakup daerah yang cukup luas dengan menggunakan alat gayaberat. Penyelidikan struktur bawah permukaan yang lebih bersifat lokal dapat dilakukan dengan cara seismik. Untuk melokalisir daerah intrusi yang ada kaitannya dengan penyebaran antrasit dapat dilakukan dengan metoda magnet.










NAMA            :   ADITYA NUGRAHA
NPM                :   270110090124
FAKULTAS    :   TEKNIK GEOLOGI

Konsep Dasar Interpretasi Seismik Refleksi


SEISMIK REFLEKSI

Gelombang seismik merambat melalui batuan berbentuk gelombang elastis yang merubah energi sumber menjadi pergerakan partikel batuan.

Acoustic Impedance (AI)
AI = ρ.V
Refleksi terjadi pada saat terjadi perbedaan AI (pada bidang perlapisan atau unconformity)
Koefisien refleksi atau reflectivity
dirumuskan sebagai RC=AI2-AI1/AI1+AI2

Besarnya energi gelombang yang dipantulkan ditentukan oleh besarnya koefisien refleksi (RC) Semakin tinggi koefisien refleksi (RC) maka akan semakin kuat refleksi.

Resolusi
• Jarak minimum 2 obyek yang dapat dipisahkan / dibedakan oleh gelombang seismik
• Resolusi vertikal : ketebalan minimum tubuh batuan untuk dapat memberikan refleksi tersendiri bervariasi dari 1/8 – 1/30 panjang gelombang, dengan demikian frekuensi dan kecepatan geolombang seismik sangat mempengeruhi resolusi vertikal

Fase dan Polaritas
• Phase :
• Minimum Phase : batas AI berimpit dengan awal wavelet
• Zero Phase : batas AI berimpit dengan puncak wavelet
• Konvensi Polaritas SEG (Society of Exploration Geophysics):
• Pada bidang batas refleksi dimana AI2>AI1 akan berupa trough
• Pada bidang batas refleksi dimana AI2

Well Seismik Tie
Dimaksudkan untuk mengikat horison seismik dengan data sumur sehingga horizon seismik dapat diletakkan pada kedalaman sebenarnya, agar data seismik dapat dikorelasikan dengan data geologi lainnya. Well – seismik tie dapat dilakukan dengan menggunakan checkshot, vertical seismic profile dan synthetic seismogram.

Indikasi langsung hidrokarbon (direct HC Indicator) pada data seismik
• Bright Spots : anomali amplitudo tinggi, AI reservoar memiliki kontras yang tinggi dengan AI litologi non reservoar disekitarnya, biasa terjadi pada reservoar gas yang ketebalannya dan saturasi gasnya cukup tinggi.
• Polarity Reversals : perubahan polaritas
• Flat Spots : kenampakan lebih rata biasanya mengindikasikan kontak fluida (water-oil/gas contact)
• Chimney Effect : anomali karena kantung gas

Interpretasi Struktur Geologi
Sesar
• Adanya ketidakmenerusan pada pola refleksi (offset pada horison)
• Penyebaran kemiringan yang tidak sesuai dengan atau tidak berhubungan dengan stratigrafi
• Adanya pola difraksi pada zona patahan
• Adanya perbedaan karakter refleksi pada kedua zona dekat sesar.
Lipatan
Adanya pelengkungan horison seismik yang membentuk suatu antiklin maupun sinklin
Diapir (kubah garam)
• Adanya dragging effect yang kuat pada refleksi horison di kanan atau di kiri tubuh diapir sehingga membentuk flank di kedua sisi.
• Adanya penipisan lapisan batuan diatas tubuh diapir
• Dapat terjadi pergeseran sumbu lipatan akibat dragging effect
Intrusi
• dragging effect tidak jelas / sangat kecil.
• batuan sedimen yang tererobos intrusi mengalami melting sehingga struktur perlapisannya menjadi tidak jelas / cenderung chaotic di kanan-kiri intrusi

C. Interpretasi Stratigrafi
Langkah interpretasi stratigrafi seismik- Analisis sekuen seismik
Sekuen seismik dibatasi oleh terminasi horizon seismik (toplap, downlap, dll) yang membatasi sekuen pada bagian atas dan bawahnya.
- Analisis fasies seismik
Deskripsi dan interpretasi geologi berdasarkan parameter – parameter konfigurasi pantulan, kontinuitas pantulan, amplitudo, frekuensi, kecepatan interval dan geometri. Analisa yang dapat secara langsung dilakukan pada sayatan seismik adalah konfigurasi pantulan. Satu sekuen seismik dapat terdiri dari beberapa fasies seismik
- Analisis muka air laut
Penafsiran perubahan muka air laut relatif berdasarkan analisa sekuen dan fasies seismik

Analisis sekuen seismik
• Stratigrafi sekuen : pembagian sedimen berdasarkan kesamaan genetik yang dibatasi dari satuan genetik lain oleh suatu ketidakselarasan atau bidang non deposisi dan keselarasan padanannya
• Penampang seismik dibagi menjadi unit-unit sekuen pengendapan
• Unit-unit sekuen pengendapan dapat diketahui dengan melihat batas sikuen datau pola pengakhiran seismik.
• Erotional truncation : pengakhiran suatu seismik oleh lapisan erosi, merupakan batas sekuen yang paling reliable
•Toplap : pengakhiran updip lapisan pada permukaan yang menutupinya (karena non deposisi atau erosi minor)
• Downlap : lapisan miring yang berakhir secara downdip pada permukaan horisontal/miring (dominan karena non deposisi)
• Onlap : lapisan yang relatif horisontal berakhir pada permukaan miring atau pengakhiran updip lapisan miring pada permukaan yang lebih miring (dominan karena non deposisi)
downlap dan onlap yang kurang dapat dibedakan satusama lain sering dinamakan sebagai baselap





Asti Gindasari Masse
270110090127

Sabtu, 25 Desember 2010

ALAT - ALAT GEOFISIKA





ALAT GEOFISIKA 

1. RESISTIVITY AUTOMATIK MUTICHANNEL 
S-Field (standar: 16 channel) 
Deskripsi : 
S-Field adalah alat ukur resistivity dengan sentuhan teknologi 
terdepan. Instrumen didesain dengan sistem pengukuran 
elektroda banyak channel (multichannel), full automatis 
dengan sampling arus injeksi dilakukan setiap 2-5 detik. Alat 
ini memberikan hasil dengan tingkat akurasi tinggi dan bising 
  Gambar 1. Alat resistivitas S-Field 16 elektroda  automatik multichannel 

yang rendah. Dengan hadirnya alat ini pengukuran resistivitas 
bisa dilakukan secara simultan sampai 16  elektroda, dan 
dapat pula di-upgrade menjadi 32, 64, 128 elekroda atau 
lebih (max 1000 channel). Dengan demikian akan 
menghemat waktu dan tenaga dalam pengukuran resistivitas 
bawah permukaan. Melalui instrumen resistivity multichannel 
pengukuran data resistivitas 2D dan 3D menjadi lebih efisian. 
Teknologi  Curent Source  (pembangkit arus) yang terdapat 
pada S-Field menjadikannya handal, berpengaman sistem 
anti short circuit, sehingga aman digunakan pada saat jarak 
elektroda arus terlalu rapat atau impedansi sangat rendah. 
Output format file hasil pengukuran 2D sesuai (compatible) 
dengan format software Res2Dinv. 

Spesifikasi Teknis: 
High voltage transmitter 
Input Power : 75 W by 2 x 12 V NiCad Battery 
(low power consumption) 
AB voltage : Automatic max 500 V (100mA) 
Input Voltage : Max 1000 V  
AB current : 100 mA current source transmitter  
                              with anti short circuit
Injection time : 2 – 5s 
Data acquisition  
Resolution : Auto range 5 x 12 bit 
DVM impedance : 10 MΩ
Sampling rate : 250 ms 
Kedalaman penetrasi : > 200 m (moist soil) 
PC controller 
Type : IBM compatible 
Operating system : Microsoft Windows XP 

Aplikasi:  
- Eksplorasi air tanah  
- Mitigasi gerakan tanah (longsor)  
- Investigasi Geoteknik  
- Eksplorasi mineral  
- Studi lingkungan (pencemaran air tanah) 
- Arkeologi  
- dll 

Keutamaan : 
- Pengukuran dilakukan full otomatik untuk data 1D  
  (sounding), 2D dan 3D (profiling)  
- Output file 2D kompatibel dengan software Res2DInv  
- Multi elektroda (standard 16 elektroda dan dapat  
Gambar 2. Contoh hasil pengukuran resistivity 2
  ditingkatkan menjadi 32/64/128 kelipatan 16 sampai   
  dengan 1000 elektroda)  
- Arus 100 mA  (current sources)
- Data tersimpan dalam format ASCII kompatibel pada  
   software Res2DInv 
- Long life battery
- Anti short circuit
- Setting lapangan dikontrol oleh PC Laptop  
- Bisa digunakan untuk pengukuran sounding atau  
   profiling/mapping resistivitas 
- Instrument S-Field bisa diupgrade dengan alat  
  ukur Induce Polarization/IP  

Komponen Standar: 
- S-Field (main unit) 
- Battery 75 W by 2 x 12 V NiCad Battery 
- Instruction manual 
- 16/ 32/ 64/ 128 elektroda dst 
- Kabel arus dan potensial (@ 100 m) 
- Software akuisisi  
- Laptop

2. G-Sound/G-Sound AG (Twin Probe Resistivity/Ugrading Resistivity) 

Deskripsi: 
G-Sound dibuat untuk menjawab kebutuhan akan alat ukur 
resistivitas (geolistrik) yang murah dan handal. Instrumen 
geolistrik ini di desain untuk pengukuran bergerak (portable) 
dengan kedalaman penetrasi arus mencapai 100 m s.d 150 
m. Pada G-Sound tidak diperlukan  adjusting SP dengan 
rumit, melalui tombol  adjusting maka nilai SP terkoreksi 
secara otomatik. Hal ini sangat membantu untuk operator alat 
yang belum berpengalaman  Dengan berat sekitar 1 kg 
Gambar 1.  Alat resistivitas G-Sound


menjadikan pekerjaan akuisisi data  resistivity profiling
ataupun  sounding bertambah ringan. Teknologi  Curent 
Source  (pembangkit arus) yang terdapat pada G-Sound 
menjadikannya handal, berpengaman sistem  anti short 
circuit, dimana kondisi hubungan singkat sering terjadi pada 
saat spasi AB (arus) terlalu dekat atau pada lapisan 
berimpedansi rendah.  
G-Sound AG adalah upgrading resistivity G-Sound sehingga 
akuisisi bisa dilakukan melalui laptop dan langsung tersimpan 
Gambar 2.   Alat resistivitas G-Sound A
dalam format ASCII.  
Teknologi yang diaplikasikan pada setiap instrumen geolistrik 
dengan sistem  current sources  dan anti short circuit dapat 
dimanfaatkan untuk melakukan pengukuran dalam skala 
laboratorium misalkan mengukur resistansi media tanah (soil 
box), batuan (sampel core) dan  lumpur. Dengan demikian GSound mendukung semua keperluan pengukuran baik di 
lapangan maupun di laboratorium.

Spesifikasi Teknis: 
- Tegangan : 400 V (100mA) 
- Tegangan Max : 500 V  

Gambar 3. Soil box
- Arus  : 100 mA (Rab < 4k ohm) constant current
- Daya  : 75 W by 2 x 12 V NiCad Battery 
- Kedalaman analisa: > 150 m (moist soil) 
Aplikasi:  
- Eksplorasi air tanah  
- Mitigasi gerakan tanah (longsor)  
- Investigasi Geoteknik  
- Eksplorasi mineral  
- Studi lingkungan (pencemaran air tanah) 
- Arkeologi  
Keutamaan : 
- Pengukuran dilakukan secara manual dan dapat di   
  upgrade melalui komputerisasi. 
- Ringan dan Portable (berat hanya 0.5 kg, tidak  
   termasuk    betere ) 
- 100 mA current source  
- Anti short circuit
- Long life battery (hemat arus) 
- Bisa digunakan untuk pengukuran sounding atau  
   profiling/mapping resistivitas  
Komponen Standar: 
- G-Sound/G-Sound AG 
- Battery 75 W by 2 x 12 V NiCad Battery 
- Instruction manual 
- 4 Elektroda 
- Kabel arus dan tegangan (300 m)

3. IPMGEO-4100/16100 
(Induced Polarization dan Geolistrik)
Deskripsi : 
Induced polarization atau polarisasi terimbas merupakan 
salah satu metode geofisika yang mendeteksi terjadinya 
polarisasi listrik pada permukaan mineral logam. Polarisasi ini 
terjadi akibat adanya arus induktif yang menyebabkan reaksi 
transfer antara ion elektrolit dan mlineral logam. IPMGEO-
4100/16100 dirancang untuk mengukur parameter polarisasi 
terimbas melalui nilai  chargeability.  Nilai ini merupakan 
   IPMGEO-4100 (4 channel)
perbandingan antara peluruhan potensial sekunder terhadap 
waktu. IPMGEO-4100/16100 bekerja dalam domain waktu, 
dimana data akuisisi direkam melalui A/D card dengan 
akurasi 10-12 bit. Prinsip pengukuran IP memiliki susunan 
konfigurasi yang serupa dengan geolistrik. IPMGEO-
4100/16100 telah dikombinasikan sedemikian rupa sehingga 
 IPMGEO-16100 (multichannel)
akuisisi data IP dapat dilakukan secara simultan dengan 
geolistrik.  Dengan demikian dapat dikarakteristik material 
yang memiliki respon resistivitas yang sama tetapi 
mempunyai karakteristik IP yang berbeda.  IPMGEO-
4100/16100 dapat dikembangkan menjadi instrumen 
pengukuran multichannel 16, 32, 48 channel atau lebih (seri 
16100 dst) dengan maksimum jumlah channel 1000 buah.  

Spesifikasi Teknis: 
IPMGEO-4100 
- Tegangan : 400 V (100mA) 
- Tegangan Max : 500 V  
- Arus  : 100 mA (Rab < 4k ohm) constant current
- Daya  : 75 W by 2 x 12 V NiCad Battery 
- Time domain IP-measures chargeability in time interval 
- Vmn max : 10 V 
- Impedance  : 10 MOhm (high impedance) 
- High accurate 10 bit A/D card 
- Kedalaman penetrasi : > 150 m (moist soil) 
IPMGEO-16100 
- Tegangan : Automatic, 500 V (100mA) 
- Max input voltage : 1000 V  
- Arus  : 100 mA (Rab < 5k ohm) constant current
- Daya  : 75 W by 2 x 12 V NiCad Battery 
- Time domain IP-measures chargeability in time interval 
- Vmn max : Automatic 10 V 

- Impedance  : 10 MOhm (high impedance) 
- High accurate 10 bit A/D card 
- Kedalaman penetrasi : > 200 m (moist soil) 
Aplikasi:  
- Eksplorasi air tanah  
- Mitigasi gerakan tanah (longsor)  
- Investigasi Geoteknik  
- Eksplorasi mineral  
- Studi lingkungan (pencemaran air tanah) 
- Arkeologi  
Keutamaan : 
- Pada alat multichannel pengukuran dilakukan full  
   otomatik untuk data 1D (sounding), 2D dan 3D (profiling)  
- Output file 2D kompatibel dengan software Res2DInv  
- 4 elektroda dan multi elektroda standard 16 elektroda 
  (dapat ditingkatkan dalam kelipatan 16, max 1000  
  elektroda)  
- Arus 100 mA  (current sources)
- Data tersimpan dalam format ASCII  
- Long life battery
- Anti short circuit
- Setting lapangan dikontrol oleh PC Laptop  
- Bisa digunakan untuk pengukuran sounding atau  
   profiling/mapping resistivitas 
- Time domain IP,  mengukur nilai chargeabilitas dari   
   interval waktu.   
Komponen Standar: 
- IPMGEO-4100/IPMGEO-16100 (main unit) 
- Battery 75 W by 2 x 12 V NiCad Battery 
- Instruction manual 
- 4/16 elektroda extendable max 1000 elektroda 
- Kabel arus dan potensial (IPMGEO-4100 total 300 m;  
  IPMGEO-16100 total 1600 m) 
- Laptop 
- Software akuisisi

Hafidz Qadli
270110090134

(selengkapnya tentang alat geofisika dapat dilihat di http://www.geocis.net/file-download/Katalog%20alat%20jan%2009.pdf )